Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Malam Ini Saya Teringat Gus Dur

Purwakarta, 23 Oktober 2015 Suatu hari sebelum 30 Desember 2009, kami menjenguk Gus Dur di kediamannya di Ciganjur. Saya berangkat dari Kukusan, Depok saat itu. Setiba di kediamannya, stafnya mempersilahkan kami masuk. Saat membuka pintu rumahnya, kami semua kaget.  Di ruang tamu kira2 berukuran 8x5 meter, Gus Dur terlentang di atas kasur dengan celana pendek dan kaus putih tipis beladus, sendirian.  Wajahnya bengkak hingga menutup matanya tapi kami yakin dia tidak tidur dan kami tahu ia  menahan sakit. Tapi dia menyadari kehadiran kami. 

Persib, Bobotoh dan Satu Tahun Jokowi-JK

MINGGU 18 Oktober, pagi-pagi sekali saya bangun di rumah reyot saya di Antapani. Saya harus kembali ke Purwakarta karena pekerjaan menuntut saya harus ada di kota berpenduduk 960 ribu jiwa saat itu; Final Piala Presiden antara Persib Bandung melawan Sriwijaya FC, digelar di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Itu artinya, puluhan ribu bobotoh datang ke Jakarta via Tol Cipularang dan melintasi kawasan Purwakarta, Karawang, Bekasi dan Depok yang memiliki kantung-kantung suporter Persija Jakarta, the jak mania. As we know , hubungan the jak mania dan bobotoh, suporter Persib enggak akur. Karenanya, potensi konflik di daerah itu diprediksi rawan dan ternyata memang terbukti. Bus bobotoh ditimpuki orang tak dikenal (bertendensi supporter lain) di KM 59 (Karawang) pada Minggu siang. Kemudian, pembacokkan dua orang di Purwakarta oleh massa berkonvoy kendaraan roda dua usai nonton bareng (nobar) final di sejumlah titik di Purwakarta pada Minggu tengah malamnya.