MENGAWALI 2015, Januari, saya berkesempatan mengunjungi Kota Padang. Bukan untuk berwisata melainkan menjalankan tugas peliputan Piala Walikota Padang karena tim dari kota tempat saya tinggal, Persib Bandung berlaga di turnamen itu.
Seminggu saya berada di Padang. Sehari-hari selama disana, saya melakukan peliputan Persib di turnamen itu. Hingga hari ketiga di Padang, saya masih disibukkan dengan rutinias peliputan. Apalagi, di laga perdana Persib melawan PSP Padang, tim Maung Bandung itu menang dan lolos ke babak selanjutnya.
Hingga pada akhirnya, saya bisa menyempatkan jalan-jalan di Padang karena saat itu turnamen itu diliburkan sehari. Hasras menjajal ibu kota Sumatera Barat ini sudah saya rasakan selama perjalanan dari Jakarta. Apalagi, ketika hendak mendarat di Padang, dibalik jendela pesawat, gugusan pulau-pulau kecil menggoda saya untuk mengunjunginya.
Untuk memuluskan rencana saya menjajal tempat-tempat eksotis, pertama, saya mencari kontak penyewaan motor di Padang. Beberapa saya temukan namun harga sewa cukup mahal. Namun akhirnya ada penyewaan motor murah, Rp 350 ribu selama seminggu. Tanpa pikir panjang, saya bersama teman patungan. Bila perlu, ini nomor kontaknya +6285375827537 - +6281266188887.
Kedua, saya browsing wisata pantai. Banyak wisata pantai dan pulau namun karena waktu yang saya miliki terbatas, saya tidak bisa menjajal pulau-pulau kecil di perairan Padang. Destinasi Pantai Nirwana, Teluk Bayur dan Karolin pun jadi tujuan kami. Keempat, seperti biasa, gunakan google maps untuk mengetahui seberapa jauh jarak tempuh yang akan dituju. Ya, google maps ini jadi aplikasi paling mujarab setiap kali saya mengunjungi daerah yang belum saya kenali.
Kelima, cuss... motor Vega R sewaan kami tumpangi melaju di sela panasnya cuaca Ranah Minang. Jarak tempuh selama 25 km, bisa saya tempuh dengan waktu 35 menit karena saya punya rumus, menggunakan sepeda motor dengan kecepatan 70-80 km/jam, saya bisa menempuh jarak 1 km.
Setibanya di Pantai Nirwana yang berada di kawasan Teluk Bayur, pohon kelapa berjajar menghadap Samudera Hindia. Angin sepoy-sepoy sedikit mengilangkan hawa panas. Saya teringat lagu Ernie Johan, penyanyi lawas.
Lambaian tanganmu kurasakan pilu di dada, nantikanlah aku di Teluk Bayur...
Bentangan langit berwarna biru sempurna berkelindan dengan biru laut yang tenang menghampar luas. Begitu juga dengan hamparan pasir putih di tepian pantai. Air laut yang bening, hanya dengan telanjang mata dasar laut dangkalnya bisa terlihat. Kemudian dari kejauhan, gugusan pulau kecil di perairan Sumatera Barat tepatnya di perairan Teluk Bayur, menyebar di laut lepas yang tenang.
Di Pantai Nirwana, banyak sekali saya temukan saung-saung kecil. Tidak banyak pengunjung yang saya temui Namun, di saung-saung itu saya melihat pasangan muda-mudi tengah berdua-an.di saung kecil kira-kira berukuran 2x2 meter yang dilengkapi kain penutup. Banyak diantara mereka yang berduaan di saung itu dan menutup saung dengan kain putih. Namun, tetap saja meski ditutup kain putih, bagian kaki mereka masih bisa terlihat.
Pacaran di Saung |
Saung-saung kecil di Pantai Nirwana |
Komentar
Posting Komentar