SINAR mentari pagi menghangatkan pagi di Cemoro Lawang yang telah menyambut keindahan Bromo di atas ketinggian 2400-an mdpl. Kabut-kabut tebal telah lenyap dari kaldera Bromo. Semuanya kembali terang benderang dan embun-embun masih bergelayut di ujung rumput.
Bersamaan dengan itu, saya bersama Mas Suyono mulai meninggalkan Pananjakan View. Menuruni gunung dengan motor di atas jalan yang menurun. Hawa dingin masih terasa ketika motor melaju dengan cukup cepat.
Gurun pasir Bromo masih gembur oleh embun. Jalan bisa dilalui dengan cukup mudah. Saya melanjutkan perjalanan ke Ranu Pani, titik pendakian pertama menuju puncak Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Arah utara agak ke barat dari Pananjakan View, adalah arah menuju Ranu Pani yang berada di Kabupaten Lumajang. Menuju ke Ranu Pani, saya melewati Gunung Bromo, Batok, daerah Pasir Berbisik dan padang savana yang begitu indah, layaknya di film Narnia atau kediaman para Hobbits di film The Lord of The Rings.
Dibutuhkan perjalanan sekitar 1 jam dari Pananjakan View menuju Ranu Pani. Sepanjang perjalanan, mata saya benar-benar dimanjakan oleh pemandangan yang begitu sempurna. Terlebih lagi, ketika saya melewati bukit Savana.
Setelah melewati Ranu Pani, saya bertemu dengan jalur desa dari arah Malang. Umumnya, setiap pendaki yang akan mendaki ke Mahameru, akan melewati jalur ini.
Di jalur inilah, saya nilai tempat yang paling tepat untuk melihat bukit savana dari ketinggian. Saya bisa melihat bagian dari pegunungan Tengger yang ditumbuhi rumput berwarna kehijauan, berkelindan dengan warna langit yang biru, membuat mata benar-benar dimanjakan.
Setibanya di Ranu Pani, para pendaki mulai mendaki Puncak Semeru. Sebagian lagi, baru turun dari Semeru.
Danau Rani Pani yang sejuk, sunyi, memantulkan pemandangan bukit kecil di sekitar Ranu Pani. Sejumlah pengunjung mendirikan tendanya di pinggiran danau.
Saya sendiri tidak begitu lama mengunjungi Ranu Panu. Saya hanya ingin menginjakan kaki saya ke Ranu Pani, tidak lebih. Kemudian, kembali lagi ke Bromo.
Bagi saya, bukit savana dan Ranu Pani, jadi tempat kedua paling spektakuler yang berada di Bromo. Bagaimana tidak, pemandangan padang savana yang membentang, begitu memanjakan mata.
Makanya, jika hendak ke Bromo, saya sarankan jangan hanya menikmati pemandangan padang savana di tempat datar, coba minta ke pemilik jeep atau ojek untuk mengantarkan ke tempat yang tinggi, dimana kita bisa melihat padang savana di atas ketinggian.
Saya yakin, pengemudi akan membawa pengunjung ke salah satu bukit yang berada di tepi jalan menuju Ranu Pani. Jika ke bukit itu, coba sempatkan untuk mengunjungi Ranu Pani, paling tidak untuk menikmati kesunyian yang menawan di danau Ranu Pani.
Bersamaan dengan itu, saya bersama Mas Suyono mulai meninggalkan Pananjakan View. Menuruni gunung dengan motor di atas jalan yang menurun. Hawa dingin masih terasa ketika motor melaju dengan cukup cepat.
Gurun pasir Bromo masih gembur oleh embun. Jalan bisa dilalui dengan cukup mudah. Saya melanjutkan perjalanan ke Ranu Pani, titik pendakian pertama menuju puncak Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Arah utara agak ke barat dari Pananjakan View, adalah arah menuju Ranu Pani yang berada di Kabupaten Lumajang. Menuju ke Ranu Pani, saya melewati Gunung Bromo, Batok, daerah Pasir Berbisik dan padang savana yang begitu indah, layaknya di film Narnia atau kediaman para Hobbits di film The Lord of The Rings.
Dibutuhkan perjalanan sekitar 1 jam dari Pananjakan View menuju Ranu Pani. Sepanjang perjalanan, mata saya benar-benar dimanjakan oleh pemandangan yang begitu sempurna. Terlebih lagi, ketika saya melewati bukit Savana.
Setelah melewati Ranu Pani, saya bertemu dengan jalur desa dari arah Malang. Umumnya, setiap pendaki yang akan mendaki ke Mahameru, akan melewati jalur ini.
Di jalur inilah, saya nilai tempat yang paling tepat untuk melihat bukit savana dari ketinggian. Saya bisa melihat bagian dari pegunungan Tengger yang ditumbuhi rumput berwarna kehijauan, berkelindan dengan warna langit yang biru, membuat mata benar-benar dimanjakan.
Setibanya di Ranu Pani, para pendaki mulai mendaki Puncak Semeru. Sebagian lagi, baru turun dari Semeru.
Danau Rani Pani yang sejuk, sunyi, memantulkan pemandangan bukit kecil di sekitar Ranu Pani. Sejumlah pengunjung mendirikan tendanya di pinggiran danau.
Saya sendiri tidak begitu lama mengunjungi Ranu Panu. Saya hanya ingin menginjakan kaki saya ke Ranu Pani, tidak lebih. Kemudian, kembali lagi ke Bromo.
Bagi saya, bukit savana dan Ranu Pani, jadi tempat kedua paling spektakuler yang berada di Bromo. Bagaimana tidak, pemandangan padang savana yang membentang, begitu memanjakan mata.
Makanya, jika hendak ke Bromo, saya sarankan jangan hanya menikmati pemandangan padang savana di tempat datar, coba minta ke pemilik jeep atau ojek untuk mengantarkan ke tempat yang tinggi, dimana kita bisa melihat padang savana di atas ketinggian.
Saya yakin, pengemudi akan membawa pengunjung ke salah satu bukit yang berada di tepi jalan menuju Ranu Pani. Jika ke bukit itu, coba sempatkan untuk mengunjungi Ranu Pani, paling tidak untuk menikmati kesunyian yang menawan di danau Ranu Pani.
Komentar
Posting Komentar